Rabu, 19 Januari 2022

Remaja (KesPro)

 Usia remaja adalah usia yang kritis. Secara biologis alat reproduksi remaja sudah mencapai kematangan (sudah mengalami mimpi basah untuk laki-laki dan sudah menstruasi untuk perempuan). Artinya mereka sudah mampu aktif secara seksual. Tetapi norma-norma sosial dan agama membatasi aktualisasi potensi itu sampai masuk ke jenjang pernikahan. Masa ini masa yang potensial tetapi terlarang melakukan aktualisasi potensi

seksual tersebut seiring dengan makin dininya awal kematangan alat reproduksi (dibawah lima belas tahun) dan naiknya rata-rata usia pernikahan pertama (di atas 20 tahun). Mereka dituntut untuk mengendalikan dorongan seksualnya selama masa tersebut. Pengendalian seperti ini memang sangat diperlukan. Dari sudut pandang agama, pengendalian seperti ini dimaknai sebagai wujud ketakwaan pada Tuhan. Sementara dari sudut pandang kesehatan reproduksi, menghindari seks pra-nikah adalah cara terbaik untuk mencegah penularan infeksi menular seksual dan kehamilan tidak dikehendaki.

Kebanyakan orang tua memang tidak termotivasi untuk memberikan informasi mengenai seksualitas dan kesehatan reproduksi kepada remaja sebab mereka takut hal itu justru akan meningkatkan terjadinya hubungan seks pra-nikah. Padahal, anak yang mendapatkan pendidikan seks dari orang tua atau sekolah cenderung berperilaku seks yang lebih baik daripada anak yang mendapatkannya dari orang lain. Keengganan para orang tua untuk memberikan informasi kesehatan reproduksi dan seksualitas juga disebabkan oleh rasa rendah diri karena rendahnya pengetahuan mereka mengenai kesehatan reproduksi (pendidikan seks/ kespro). Hambatan utamanya adalah justru bagaimana mengatasi pandangan bahwa segala sesuatu yang berbau seks adalah tabu untuk dibicarakan oleh orang yang belum menikah, karena remaja seringkali merasa
tidak nyaman atau tabu untuk membicarakan masalah seksualitas dan kesehatan reproduksinya. Akan tetapi karena faktor keingintahuannya mereka akan berusaha untuk mendapatkan informasi ini. Seringkali remaja merasa bahwa orang tuanya menolak membicarakan masalah seks sehingga mereka kemudian mencari alternatif sumber informasi lain seperti teman atau media massa.

Pertanyaannya adalah apakah yang harus dilakukan terhadap remaja yang memiliki pemahaman keliru tentang seksualitas? Maka dari itulah Pendidikan Kesehatan Reproduksi hendaknya dapat memberikan dan mengelola pengetahuan kesehatan reproduksi dan seksual bagi remja, membangun sikap positif pada diri remaja untuk menyikapi persoalan seksualitas dan reproduksi, dan diharapkan dapat membentuk bersama perilaku remaja yang bertanggungjawab dalam konteks seksualitas dan reproduksi.

Selain karena permasalahan tersebut di atas, Pendidikan Kesehatan Reproduksi perlu diberikan karena remaja yang masih duduk di bangku sekolah menyatakan setuju terhadap hubungan seks karena alasan akan menikah (laki-laki mencapai 72,5% dan perempuan sebanyak 27,9%). Mereka yang setuju karena alasan saling mencintai: laki-laki mencapai 71,5% dan perempuan sebanyak 28,5% (Sybonete Research, 2004). Ada 86% remaja, baik laki-laki maupun perempuan, yang tidak mengerti tentang kapan terjadinya masa subur. Pendidikan Kesehatan Reprodusi memiliki peranan yang sangat penting dalam proses perubahan dalam aspek pengetahuan, sikap dan perilaku yang berkaitan dengan seksualitas dan reproduksi dengan metode monitoring dan evaluasi yang bersifat partisipatif dan konstruktif.

Membuka akses kesehatan reproduksi dan kesehatan seksual, berarti membekali remaja untuk mengerti dan paham terhadap dirinya sendiri, mampu menghargai orang lain, dan menghormati kehidupan. Kesehatan reproduksi dan seksual, mengajarkan kepada remaja  bagaimana mereka mampu mewujudkan kesejahteraannya baik secara fisik, mental dan sosial yang utuh dan bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan, dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem, fungsi dan proses reproduksinya.

Kesehatan reproduksi memiliki konsep bahwa setiap orang dapat mempunyai suatu kepuasan dan kehidupan seks yang aman dan bertanggungjawab. Oleh karena itu adalah hak setiap remaja untuk diberi informasi dan mendapatkan akses terhadap kesehatan reproduksi dan seksual yang benar, lengkap dan jujur yang memungkinkan mereka dapat membuat pilihan dan keputusan yang bertanggungjawab berkaitan dengan hak-hak kesehatan reproduksi dan seksualnya.

Tujuan utama kesehatan reproduksi adalah memberikan pelayanan kesehatan reproduksi kepada setiap individu dan pasangannya secara komprehensif, khususnya kepada remaja agar setiap individu mampu menjalani proses reproduksinya secara sehat dan bertanggungjawab serta terbebas dari perlakuan diskriminasi dan kekerasan, termasuk di dalamnya pengakuan dan penghormatan atas hak-hak kesehatan reproduksi dan seksual sebagai bagian integral dari Hak Azasi Manusia.

Tujuan khusus dari pengembangan sistem pendidikan dan pelayanan Kesehatan Reproduksi bagi remaja adalah untuk melindungi remaja dari resiko pernikahan usia dini, kehamilan yang tidak dikehendaki, aborsi, Infeksi Menular Seksual (IMS), HIV/AIDS dan kekerasan seksual. Pemberian akses pendidikan dan pelayanan kesehatan reproduksi remaja diharapkan dapat meningkatkan kemandirian remaja dalam mengatur fungsi dan proses reproduksinya termasuk kehidupan seksualitasnya, sehinga hak-hak kesehatan reproduksinya dapat terpenuhi dalam meningkatkan kualitas hidup serta kualitas keturunannya baik fisik, mental dan sosialnya serta terbebas dari rasa takut, tindakan kekerasan dan diskriminasi.

Pendidikan Kesehatan Reproduksi tidak akan mempengaruhi permisivitas remaja dalam seksualitas tetapi justru membuat remaja lebih dewasa dalam mensikapi masalah-masalah seksualitas, dan dapat membangun perilaku seksual yang lebih bertanggungjawab. Dan alangkah baiknya dan akan lebih efektif bila orangtua dan sekolah ikut berperan menyampaikan pesan-pesan yang sama mengenai seksualitas remaja tanpa ditutup-tutupi.
Apapun tentang Pendidikan Kesehatan Reproduksi, oke lah buat aku… Salam remaja.

 


Sumber : https://pkbi-diy.info/pendidikan-kesehatan-reproduksi/

 

Sumber : https://m.tribunnews.com/parapuan/2021/07/25/penting-dilakukan-begini-cara-menjaga-kesehatan-seksual-dan-reproduksi-pada-remaja?page=all


Share:

Pengetahuan Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi

Pentingnya Pengetahuan Kesehatan Reproduksi bagi Remaja

Seks 28/06/2021, 17:57 WIB ditinjau oleh dr. Amanda Ismoetia

 


Sistem reproduksi merupakan sekumpulan organ yang menjalankan fungsi perkembangbiakkan pada manusia. Sistem ini mulai optimal fungsinya ketika memasuki masa baligh. Tetapi, organ reproduksi merupakan salah satu organ yang cukup rentan terkena infeksi sekaligus penyakit. Maka dari itu, perlu dilakukan pencegahan timbulnya penyakit dengan cara menjaga kesehatan reproduksi sejak dini terutama pada remaja.

 

Deskripsi Kesehatan Reproduksi

Istilah reproduksi berasal dari kata “re” yang berarti kembali dan “produksi” yang berarti menghasilkan atau membuat. Jadi, reproduksi merupakan siklus kehidupan manusia untuk menghasilkan keturunan yang berguna melestarikan hidup. Sedangkan kesehatan reproduksi yaitu kondisi kesehatan fisik, mental dan sosial yang melibatkan fungsi, sistem, proses serta organ reproduksi

Jika dialami oleh remaja, maka kesehatan yang dimaksud melingkupi sehat  reproduksi fisik, mental serta sosial pada remaja. Perlunya edukasi sejak dini terkait sistem reproduksi pada remaja, melihat beberapa tahun terakhir banyak sekali terjadi kasus yang melibatkan remaja dalam hal ini. Seperti ancaman HIV/AIDS, angka kelahiran pada remaja usia di bawah 20 tahun, dan sebagainya yang menyebabkan pentingnya edukasi dini bagi remaja.

Pentingnya Pengetahuan Reproduksi pada Remaja

 




Pentingnya kesehatan reproduksi bagi remaja yaitu karena respon dari masyarakat terhadap kebutuhan pengetahuan reproduksi sangat rendah. Pengetahuan bagi remaja haruslah membantu mereka dalam menjalankan hidup menjadi lebih dewasa. Berikut ini beberapa hal yang perlu dipahami orang tua terkait reproduksi pada remaja.

1.         Ancaman HIV/AIDS

Remaja dapat dikatakan baru mulai mengenal fungsi dari organ reproduksi yang dimilikinya. Usia ini cenderung senang mencoba suatu hal yang baru tanpa mempertimbangkan risiko secara matang. Hal ini pun termasuk pada kelompok yang berusia 15-29 tahun. Saat ini, persentase infeksi HIV di dunia sekitar 20-25 %. Begitu halnya dengan infeksi menular seksual. Kedua infeksi ini lebih banyak terjadi pada usia ini.

2.         Angka Kelahiran

Semakin maju pendidikan, maka semakin mengecil angka kelahiran pada remaja. Meski begitu, tetap harus memberikan edukasi seksual terkait kesehatan organ reproduksi. Kelahiran dini umumnya diakibatkan oleh kurangnya pengetahuan terkait seksual dan kesehatan. Remaja sangat membutuhkan pengetahuan terkait reproduksi sebelum memasuki jenjang pernikahan.

3.         Pengetahuan Kontrasepsi

Pengetahuan kontrasepsi lebih banyak diberikan oleh pasangan subur yang siap melanjutkan pernikahan. Selain itu, juga banyak diberikan penyuluhan terhadap pasangan yang baru menikah. Pengetahuan terkait ini sebenarnya juga cukup penting untuk remaja. Minimal, ketika mereka memutuskan untuk menikah karena menghindari hubungan seksual tidak aman, mereka mengetahui pencegahan pertama bisa dilakukan menggunakan KB atau kondom seperti KONDOM DUREX EXTRA SAFE ISI 3 - Alat Kontrasepsi Pria - Lifepack (Rp 42.100) untuk menghindari kehamilan di usia muda.

4.         Praktik Kesehatan

Berikan pengetahuan terkait praktik kesehatan bagi usia remaja. Pengetahuan ini berguna agar perilaku hidup sehat menjadi suatu kedisiplinan hingga dewasa nanti. Berikan praktik visual dalam menggunakan alat peraga dan cara yang benar untuk membersihkan dan merawat organ reproduksi. Cara ini juga salah satu investasi kesehatan bagi remaja selama hidupnya.

5.         Populasi Remaja

Populasi remaja di dunia saat ini jumlahnya sangat besar karena merupakan jembatan antara anak-anak dan dewasa, sehingga memiliki ruang yang lebih luas. Maka dari itu, banyaknya remaja juga akan mempengaruhi keberhasilan program kesehatan pada remaja. Sebagaimana kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari perilaku para remajanya.

6.         Aborsi Remaja

Aborsi merupakan tindakan menghentikan kehamilan secara paksa dan disengaja pada janin. Menurut data kesehatan, beberapa tahun ke belakang, Indonesia memiliki kasus 2,6 juta aborsi pada setiap tahunnya dan sejumlah 700.000 pelakunya dari golongan remaja. Namun data ini tidak selalu benar karena kasus aborsi tidak selalu dilaporkan.

Wanita berhak mendapatkan pelayanan kesehatan berupa aborsi dengan cara yang aman. Pelayanan ini bertujuan untuk mengurangi angka kematian maternal, terlebih jika dilakukan oleh remaja. Meski begitu, pencegahan aborsi tetap diutamakan. Pengetahuan ini sangat perlu bagi remaja untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, dan bertanggung jawab atas perilakunya.

7.         Infeksi Menular Seksual

Pemeriksaan rutin ke dokter merupakan hal yang penting untuk mendeteksi ada tidaknya infeksi ataupun penyakit menular. Faktanya, hal ini masih sangat rendah. Data dari puskesmas umumnya hanya mencantumkan dua jenis IMS yaitu Gonore dan Sifilis. Pun tidak melakukan pengelompokkan umur dan jenis kelamin, masih banyak infeksi seksual menular lainnya yang remaja harus mengetahuinya untuk pencegahan.

8.         Pelayanan Kesehatan Sistem Reproduksi

Perlu adanya pelayanan khusus reproduksi bagi remaja. Departemen kesehatan telah merekomendasikan beberapa pelayanan seperti konseling yang akan memberikan informasi mengenai keluarga berencana, pelayanan terkait kehamilan dan persalinan bayi  baru lahir, penyembuhan infeksi menular pada organ dan saluran reproduksi, dan segala pelayanan yang sekiranya membuat remaja cenderung akan menghindari hal negatif yang merugikannya.

9.         Pengenalan Dasar

Hal ini bertujuan untuk mengenalkan sistem, proses, hingga fungsi reproduksi sehingga para remaja ini bisa merencanakan kehamilan yang disesuaikan dengan kesiapan organ serta keinginan pasangan. Adanya pengaruh sosial terhadap perilaku seksual serta cara menghindari kekerasan seksual dengan mengetahui ciri-cirinya. Remaja akan lebih memilih menghindari hal-hal negatif.

Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi sangat penting bagi remaja laki-laki maupun perempuan. Baik untuk kesehatan secara individu maupun yang melibatkan pasangan. Mereka harus mengetahui proses reproduksi secara benar dan aspek lain yang terlibat. Informasi  sejak dini mampu menanamkan pengetahuan dan membuatnya bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya. Hal ini juga dapat membuat para remaja untuk lebih mempertimbangkan sebelum melakukannya karena tahu akibatnya.

Share:

Pentingnya Remaja Mengenal Kesehatan Reproduksi (KesPro)

Kesehatan Reproduksi Remaja



Sumber Gambar : https://mediakonsumen.com/

Menjaga kesehatan reproduksi adalah hal yang sangat penting, terutama pada remaja. Sebab, masa remaja adalah waktu terbaik untuk membangun kebiasaan baik menjaga kebersihan, yang bisa menjadi aset dalam jangka panjang.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), remaja adalah orang yang berusia 12 hingga 24 tahun. Masa remaja merupakan peralihan dari kanak-kanak menjadi dewasa. Artinya, proses pengenalan dan pengetahuan kesehatan reproduksi sebenarnya sudah dimulai pada masa ini. Secara sederhana, reproduksi berasal dari kata “re” yang berarti kembali dan “produksi” yang artinya membuat atau menghasilkan.

Reproduksi bisa diartikan sebagai proses kehidupan manusia dalam menghasilkan kembali keturunan. Karena definisi yang terlalu umum tersebut, seringnya reproduksi hanya dianggap sebatas masalah seksual atau hubungan intim. Alhasih, banyak orang tua yang merasa tidak nyaman untuk membicarakan masalah tersebut pada remaja. Padahal, kesehatan reproduksi, terutama pada remaja merupakan kondisi sehat yang meliputi sistem, fungsi, dan proses reproduksi.

Kurangnya edukasi terhadap hal yang berkaitan dengan reproduksi nyatanya bisa memicu terjadinya hal-hal yang tak diinginkan. Salah satu hal yang sering terjadi karena kurangnya sosialiasi dan edukasi adalah penyakit seksual menular, kehamilan di usia muda, hingga aborsi yang berakibat pada hilangnya nyawa remaja.

Nyatanya peran orangtua merupakan satu hal yang penting dalam edukasi seksual pada remaja. Apalagi saat ini masih belum banyak orang yang peduli terhadap risiko-risiko yang bisa menyerang remaja “salah pergaulan” tersebut. Mulai dari ancaman HIV/AIDS, angka kematian ibu yang meningkat karena melahirkan di usia muda, hingga kematian remaja perempuan karena nekat mengambil tindakan aborsi.

 

Mengapa Pengetahuan Kesehatan Reproduksi pada Remaja Sangat Penting?

Pada dasarnya, remaja perlu memiliki pengetahuan seputar kesehatan reproduksi. Tak hanya untuk menjaga kesehatan dan fungsi organ tersebut, informasi yang benar terhadap pembahasan ini juga bisa menghindari remaja melakukan hal-hal yang tidak diinginkan.

Memiliki pengetahuan yang tepat terhadap proses reproduksi, serta cara menjaga kesehatannya, diharapkan mampu membuat remaja lebih bertanggung jawab. Terutama mengenai proses reproduksi, dan dapat berpikir ulang sebelum melakukan hal yang dapat merugikan.

Pengetahuan seputar masalah reproduksi tidak hanya wajib bagi remaja putri saja. Sebab, anak laki-laki juga harus mengetahui serta mengerti cara hidup dengan reproduksi yang sehat. Pergaulan yang salah juga pada akhirnya bisa memberi dampak merugikan pada remaja laki-laki pula. Lantas pengetahuan dasar apa saja yang perlu diketahui remaja?

-           Pengenalan terhadap sistem, proses, serta fungsi alat reproduksi. Usahakanlah untuk menyampaikan informasi sesuai dengan usia dan kesiapan anak. Tapi sebaiknya hindari penggunaan istila-istilah tertentu yang malah bisa mengaburkan makna dan membuat anak tidak mengenal dengan pasti masalah reproduksi.

-           Risiko penyakit. Aspek ini juga sebaiknya sudah mulai dikenalkan dan disampaikan pada remaja yang sudah beranjak dewasa. Dengan mengetahui risiko yang mungkin terjadi, remaja tentu akan lebih berhati-hati dan lebih menjaga kesehatan reproduksi.

Kekerasan seksual dan cara meghindarinya. Remaja perlu dikenalkan dengan hak-hak reproduksi yang ia miliki. Selain itu, diperlukan juga pengetahuan tentang kekerasana seksual yang mungkin terjadi, apa saja jenisnya, dan bagaimana cara mencegahnya terjadi.

 






Dipublikasikan oleh wahhab pada 25 September 2020

Sumber : https://dppkbpmd.bantulkab.go.id/kesehatan-reproduksi-remaja/

 

Share:

Pengertian Keluarga Berencana (KB)

Sebenarnya, Program Keluarga Berencana (KB) Itu Apa, Sih?

 


Masih ingat dengan seruan “Dua Anak Lebih Baik” yang jadi moto program Keluarga Berencana (KB) sejak akhir tahun 70-an? Moto ini sangat membekas di benak masyarakat meski sempat meredup setelah era reformasi. Berhubung saat ini pemerintah terus menggalakkan kembali, yuk cari tahu dulu apa maksud dan manfaat dari program keluarga berencana dari kacamata medis.

 

Apa itu program keluarga berencana?

Keluarga berencana atau lebih akrab disebut KB adalah program skala nasional untuk menekan angka kelahiran dan mengendalikan pertambahan penduduk di suatu negara.

Sebagai contoh, Amerika Serikat punya program KB yang disebut dengan Planned Parenthood.

Program KB juga secara khusus dirancang agar menciptakan kemajuan, kestabilan, kesejahteraan ekonomi, sosial, serta spiritual setiap penduduknya.

Keluarga berencana adalah program yang juga diatur dalam UU N0. 10 tahun 1992 yang dijalankan dan diawasi oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

Wujud dari program keluarga berencana adalah pemakaian alat kontrasepsi untuk menunda serta mencegah kehamilan.

Berikut jenis alat kontrasepsi yang paling sering digunakan:

          Kondom

          Pil KB

          IUD

          KB suntik

          KB implan atau susuk

          Vasektomi dan tubektomi (KB permanen)

 

Program KB terbukti turunkan angka kelahiran di Indonesia

Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) dari BKKBN menyebutkan tren angka kelahiran total (total fertility rate/TFR) di Indonesia nyatanya memang mengalami penurunan.

Pada akhir tahun 1991, angka kelahiran total tercatat mencapai 3 persen.

Sementara catatan terbaru melaporkan bahwa angka kelahiran total di Indonesia berhasil turun menjadi 2,38 anak per wanita pada 2019.

Meskipun angka total kelahiran dinyatakan menurun, angka tersebut belum mencapai sasaran Renstra (Rencana Strategis) yang bertujuan untuk menurunkan TFR hingga 2,1 anak per wanita.

Begitu juga dengan penggunaan alat kontrasepsi yang tergolong masih rendah yaitu sekitar 57,2 persen, sedangkan target peserta aktif adalah sekitar 61,2 persen.

Itulah kenapa pemerintah berencana untuk kembali melanjutkan kampanye program Keluarga Berencana demi mencapai target tersebut.

 

Manfaat program keluarga berencana (KB)

Program keluarga berencana tidak semata-mata dibuat untuk memenuhi target pemerintah saja.

Jika dilihat dari kacamata medis, program ini sebenarnya memiliki banyak keuntungan, termasuk kesehatan fisik juga mental setiap anggota keluarga.

Tak hanya ibu, anak dan suami juga bisa merasakan manfaat atau efek dari program KB secara langsung.

Manfaat KB bahkan juga terasa ketika Anda dan pasangan masih menunda dan masih mempersiapkan kehamilan.

Berikut berbagai manfaat menjalankan program keluarga berencana (KB):

1. Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan

2. Mengurangi risiko aborsi

3. Menurunkan angka kematian ibu

4. Mengurangi angka kematian bayi

5. Membantu mencegah HIV/AIDS

6. Mencegah infeksi menular seksual

7. Menjaga kesehatan mental keluarga

 


Sumber : https://hellosehat.com/seks/kontrasepsi/program-keluarga-berencana-kb/

 

Share:

Asuhan Kebidanan Kontrasepsi

KONTRASEPSI



Kontrasepsi adalah upaya yang diambil dalam mengatur dan mengontrol angka kelahiran bayi dalam masyarakat. Namun pemilihan metode kontrasepsi yang tepat tentu banyak hal yang harus dipertimbangkan.

Kontrasepsi adalah upaya yang diambil dalam mengatur dan mengontrol angka kelahiran bayi dalam masyarakat. Dalam hal ini kontrasepsi ditujukan untuk membentuk keluarga yang bahagia dan sejahtera dengan terpenuhinya semua kebutuhan kesehatan anak-anak dan anggota keluarga lainnya.

Terdapat beberapa jenis alat kontrasepsi yang dapat dipilih. Alat kontrasepsi pada setiap pasangan berbeda satu sama lain atau dapat tepat hanya dalam periode waktu tertentu. Untuk membantu menentukan pilihan maka dapat mempertimbangkan gaya hidup dan riwayat kesehatan. Ketika akan menentukkan pilihan alat kontrasepsi, berikut beberapa hal yang perlu menjadi pertimbangan :

          Efektifitas alat kontrasepsi.

          Kemungkinan terjadinya efek samping.

          Rencana kehamilan selanjutnya.

          Kenyamanan pribadi.

          Kondisi kesehatan yang mungkin dapat mempengaruhi efektifitas alat kontrasepsi.

          Interaksi obat yang kemungkinan dapat terjadi.

 

A. Kombinasi Hormon

Hormon kombinasi adalah metode kontrasepsi dengan menggunakan kombinasi hormon esterogen dan progesteron. Terdapat dua jenis sediaan untuk hormon kombinasi, yaitu sediaan pil dan sediaan injeksi.

1.         Pil KB

Kelebihan Pil KB :

- Sangat efektif.

- Efek samping jarang terjadi.

- Tidak mengganggu kegiatan seksual.

- Mudah dihentikan setiap saat.

- Kesuburan akan segera kembali setelah penggunaan pil dihentikan.

- Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat.

- Dapat digunakan sejak usia remaja hingga menopause.

- Membantu meringankan nyeri yang terjadi pada saat menstruasi.

- Mengurangi resiko terjadinya kanker ovarium, kanker rahim, kehamilan ektopik, kanker endometrium, kista ovarium, penyakit radang panggul, kelainan jinak pada payudara dan jerawat.

- Efek positif dan negatif akan segera hilang ketika obat dihentikan.

 

Kekurangan Pil KB :

- Membosankan karena harus menggunakan setiap hari.

- Tidak boleh diberikan kepada wanita yang sedang menyusui.

- Terdapat resiko terjadi masalah kecil seperti pembekuan darah.

- Pada beberapa wanita mengalami efek samping seperti pendarahan, perubahan suasana hati dan nyeri payudara.

- Harus mengingat waktu untuk penggunaan obat.

- Tidak dapat digunakan oleh wanita dengan kondisi tertentu, seperti penyakit hipertensi/ tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol, migrain, dan wanita yang memiliki riwayat masalah dengan pembekuan darah.

- Tidak mencegah terjadinya infeksi menular seksual.

 

2.         Injeksi Kombinasi Hormon

Kelebihan Injeksi Kombinasi Hormon :

- Sangat efektif (dalam 1 tahun penggunaan injeksi progestin pada 100 wanita hanya terjadi 1 kehamilan).

- Resiko terhadap kesehatan menjadi kecil.

- Tidak mempengaruhi kegiatan seksual.

- Tidak diperlukan pemeriksaan organ dalam.

- Efek samping sangat kecil.

- Mengurangi nyeri ketika menstruasi.

- Mengurangi jumlah pendarahan.

- Mencegah terjadinya anemia, kanker ovarium, kanker endometrium, penyakit payudara jinak, kista ovarium, kehamilan ektopik, penyakit radang panggul.

- Pada keadaan tertentu dapat diberikan pada wanita usia premenopause.

 

Keterbatasan Injeksi Kombinasi Hormon :

- Pola menstruasi tidak teratur, pendarahan hanya berupa bercak.

- Mengalami mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan yang akan hilang setelah suntikan kedua atau ketiga.

- Pengguna membutuhkan pelayanan kesehatan dan harus kembali setiap 30 hari untuk mendapatkan suntikan.

- Efektivitas berkurang apabila digunakan bersamaan dengan obat epilepsi atau  obat tuberkulosis.

- Penambahan berat badan.

- Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual, virus hepatitis B, atau infeksi virus HIV.

- Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah penghentian pemakaian.


B. Metode Amenore Laktasi (MAL)

Metode Amenorea Laktasi (MAL) adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif. ASI eksklusif adalah pemberian ASI pada bayi tanpa memberi tambahan makanan atau minuman apa pun lainnya. Metode ini memiliki cara kerja menunda atau menekan ovulasi. Metode ini tidak memiliki efek samping. Syarat untuk dapat menggunakan metode ini adalah menyusui secara eksklusif dan lebih efektif apabila pemberian lebih dari 8 kali sehari.

Keuntungan MAL :

          Efektivitas tinggi (keberhasilan 98% pada enam bulan pascapersalinan).

          Tidak mengganggu aktifitas seksual.

          Tidak ada efek samping secara sistemik.

          Tidak memerlukan pengawasan medis.

          Tidak memerlukan obat atau alat.

          Tidak memerlukan biaya.

          Mengurangi pendarahn pascapersalinan.

          Mengurangi resiko anemia.

          Meningkatkan hubungan psikologik ibu dan bayi.

Keterbatasan MAL :

          Perlu persiapan sejak perawataan kehamilan agar segera menyusui dalam 30 menit pasca persalinan.

          Kemungkinan akan sulit dilaksanakan karena kondisi sosial.

          Efektifitas tinggi hanya sampai kembalinya haid atau sampai dengan 6 bulan.

 

C. Hormon Progestin

Hormon progestin adalah metode kontrasepsi dengan menggunakan progestin yang merupakan senyawa tiruan dari hormon progesteron. Hormon progestin dibagi menjadi beberapa bentuk sediaan yaitu pil, injeksi/suntikan, dan implan.

1.         Pil Progestin

Kelebihan Pil Progestin :

- Efektif bila dikonsumsi setiap hari di waktu yang sama (dalam 1 tahun penggunaan pil progestin pada 100 wanita terjadi 5 kehamilan).

- Tidak diperlukan pemeriksaan panggul.

- Tidak mengganggu hubungan seksual.

- Segera dapat kembali subur ketika penggunaan dihentikan.

- Mudah digunakan dan nyaman.

- Efek samping kecil.

- Aman digunakan bagi beberapa wanita yang tidak dapat menggunakan pil KB karena masalah medis.

- Aman digunakan bagi ibu menyusui dan tidak mempengaruhi ASI.

 

Kekurangan Pil Progestin :

- Jadwal menstruasi menjadi tidak teratur.

- Beberapa wanita mengalami efek samping dari penggunaan pil progestin.

- Harus digunakan setiap hari dan pada waktu yang sama.

- Waktu penggunaan pil progestin harus lebih tepat daripada penggunaan pil KB. Tidak mengkonsumsi pil 12 jam dari waktu penggunaan pil progestin dianggap  melewatkan dosis pada hari tersebut.

- Bila melupakan satu pil saja, akan menyebabkan kegagalan menjadi lebih besar.

- Memiliki faktor resiko terjadinya kanker payudara.

- Efektifitas menjadi rendah bila digunakan bersamaan dengan obat tuberkulosis atau obat epilepsi.

- Tidak mencegah Infeksi Menular Seksual.

- Resiko terjadinya kehamilan ektopik, tetapi resiko ini menjadi lebih rendah jika dibandingkan dengan perempuan yang tidak menggunaka. Kehamilan ektopik adalah kehamilan yang berada diluar rahim.

  

2.         Injeksi/ Suntikan Progestin

Kelebihan Injeksi Progestin :

- Sangat efektif (dalam 1 tahun penggunaan injeksi progestin pada 100 wanita hanya terjadi 1 kehamilan).

- Pencegahan kehamilan jangka panjang.

- Tidak mempengaruhi kegiatan seksual.

- Tidak mengandung estrogen sehigga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah.

- Tidak mempengaruhi ASI.

- Sedikit terjadi efek samping.

- Dapat digunakan oleh wanita berusia >35 tahun sampai pre-menopause.

- Membantu mencegah terjadinya kanker endometrium dan kehamilan ektopik.

- Menurunkan kejadian penyakit payudara yang jinak.

- Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul.

- Menurunkan krisis anemia bulan sabit.

 

Keterbatasan Injeksi Progestin :

- Pengguna membutuhkan tempat sarana pelayanan kesehatan.

- Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya.

- Tidak mencegah terjadinya infeksi menular seksual.

- Kembalinya kesuburan dapat terlambat setelah penghentian pemakaian.


3.         Implan Progestin

Kelebihan Implan Progestin :

- Sangat efektif (dalam 1 tahun penggunaan injeksi progestin pada 100 wanita hanya terjadi 1 kehamilan).

- Perlindungan jangka panjang hingga 5 tahun.

- Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan.

- Tidak memerlukan pemeriksaan tubuh bagian dalam.

- Bebas dari pengaruh estrogen.

- Tidak mengganggu kegiatan seksual.

- Tidak mengganggu ASI.

- Mengurangi nyeri saat menstruasi.

- Mengurangi jumlah darah ketika menstruasi.

- Mengurangi terjadinya anemia.

- Melindungi terjadinya kanker endometrium.

- Menurunkan resiko terjadinya penyakit payudara jinak.

- Melindungi dari beberapa penyebab penyakit radang panggul.

- Menurunkan resiko terjadinya endometriosis.

 

Keterbatasan Implan Progestin :

- Membutuhkan tindakan pembedahan kecil untuk menanam implan dan pencabutan.

- Tidak mencegah infeksi menular seksual.

- Pengguna tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi, akan tetapi harus pergi ke klinik untuk pencabutan.

- Efektivitas dapat menurun apabila menggunakan obat untuk tuberkulosis atau obat epilepsi.

 

D. Kondom

Kondom merupakan selubung/sarung karet sebagai salah satu metode kontrasepsi atau alat untuk mencegah kehamilan dan penularan penyakit kelamin pada saat berhubungan seksual. Memiliki cara kerja menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur dengan cara mengemas sperma diujung selubung karet yang dipasang pada penis sehingga sperma tersebut tidak tercurah ke dalam reproduksi wanita.

Kelebihan Kondom :

          Efektif mencegah kehamilan bila digunakan dengan benar.

          Tidak mengganggu produksi ASI.

          Tidak mengganggu kesehatan pengguna.

          Tidak mempunyai pengaruh sistemik.

          Murah dan dapat dibeli secara umum.

          Tidak memerlukan resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus.

          Metode kontrasepsi sementara bila metode kontrasepsi lainnya harus ditunda.

          Membantu mencegah terjadinya kanker serviks (mengurangi iritasi bahan karsinogenik eksogen pada serviks).

          Mencegah penularan infeksi menular seksual, HIV.

          Memberi dorongan kepada suami untuk ikut ber-KB.

          Mencegah ejakulasi dini.

Keterbatasan Kondom :

          Cara penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan kontrasepsi.

          Agak mengganggu hubungan seksual (mengurangi sentuhan langsung).

          Harus selalu tersedia setiap kali berhubungan seksual.

          Rasa malu membeli kondom ditempat umum.

          Pembuangan kondom bekas mungkin menimbulkan masalah dalam hal limbah.

 

E. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Alat kontrasepsi yang dipasang dalma rahim dengan menjepit kedua saluran yang menghasilkan indung telur sehingga tidak terjadi pembuahan, terdiri dari bahan plastik polietilena dan ada yang dililit oleh tembaga dan ada yang tidak. Cara kerja AKDR adalah dengan mencegah terjadinya pembuahan, tembaga pada AKDR menyebabkan reaksi inflamasi steril, toksik untuk sperma sehingga tidak mampu terjadi pembuahan.

Kelebihan AKDR :

          Efektivitas tinggi sekitar 99,2%-99,4%.

          Dapat efektif segera setelah pemasangan.

          Metode jangka panjang.

          Tidak mempengaruhi kegiatan seksual.

          Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil.

          Tidak ada efek samping hormonal.

          Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI.

          Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak terjadi infeksi).

          Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah menstruasi terakhir).

          Tidak ada interaksi dengan obat-obat.

          Membantu mencegah kehamilan ektopik.

 

Keterbatasan AKDR :

          Tidak mencegah Infeksi Menular Seksual (IMS).

          Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang sering berganti pasangan.

          Diperlukan prosedur medis termasuk pemeriksaan pelvis.

          Pengguna tidak dapat melepas AKDR sendiri.

          Pengguna harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke waktu. Untuk melakukan hal ini wanita harus memasukkan jarinya ke dalam vagina.

 

F. Tubektomi

Tubektomi adalah metode kontrasepsi yang bersifat sukarela bagi seorang wanita bila tidak ingin hamil lagi dengan cara mengoklusi tuba falopi (mengikat dan memotong atau memasang cincin) sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovum.

Waktu penggunaan :

          Idealnya dilakukan dalam 48 jam pasca persalinan.

          Dapat dilakukan segera setelah persalinan atau setelah operasi sesar.

          Jika tidak dapat dikerjakan dalam 1 minggu setelah persalinan mak ditunda 4-6 minggu.

Kelebihan Tubektomi :

          Efektivitas tinggi hinggs 99,5%.

          Tidak mempengaruhi proses menyusui.

          Tidak mengganggu kegiatan seksual.

          Baik bagi pengguna yang dapat mengalami resiko kesehatan yang serius apabila mengalami kehamilan.

          Tidak ada efek samping dalam jangka panjang.

          Berkurangnya resiko kanker ovarium.

Keterbatasan Tubektomi :

          Harus mempertimbangkan sifat permanen kontrasepsi karena tidak dapat dipulihkan kembali.

          Harus dilakukan oleh dokter yang ahli.

 

G. Vasektomi

Vasektomi adalah prosedur klinis pada pria untuk menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan cara mengoklusi vasa deferensia sehingga alur transportasi sperma terhambat dan proses pembuahan tidak terjadi. Terdapat dua jenis vasektomi yaitu insisi dan vasektomi tanpa pisau.

Kelebihan Vasektomi :

          Efektivitas tinggi hingga 99,6-99,8%.

          Sangat aman, tidak ditemukan efek samping jangka panjang.

          Hanya sekali aplikasi dan efektif dalam jangka panjang.

          Efisiensi dalam hal biaya.

Keterbatasan Vasektomi :

          Tidak langsung efektif setelah tindakan, disarankan untuk memakai kontrasepsi tambahan selama 3 bulan setelah tindakan.

          Beresiko pendarahan dan nyeri pada tindakan insisi.

 


Sumber Gambar : https://midwifeatika.files.wordpress.com/2017/04/kartun-bidan-muslimah.png

Sumber :

1.         Pedoman Pelayanan keluarga Berencana Pasca Persalinan di Fasilitas Kesehatan (BKKBN dan Kemenkes RI, 2012).

 

Share:

Blogroll

About

BTemplates.com

Pages